Penelitian lapangan yang dilakukan di bekas galian pasir di Dusun Sunggun, Desa Medalem,
Kecamatan Kradenan pada tahun 2006, diperoleh indikasi adanya vosil vertebrata.
Selanjutnya pada penelitian tahun 2009, tepaynya 23 Maret 2009 dilakukan penggalian uji
(test pit) di lokasi tersebut, yang ternyata ditemukan kerangka seekor individu gajah hampir
lengkap (90%). Temuan ini termasuk penemuan spektakuler, karena sejak dimulainya
penelitian fosil vertebrata di Indonesia (Jawa) sekitar tahun 1850-an, baru sekarang ini
ditemukan satu individu lengkap fosil gajah. Dari berbagai tulang belulang yang diperoleh,
dapat dipastikan bahwa gajah ini termasuk dalam genus Elephas, sedangkan jenis atau
spesiesnya diduga termasuk Elephas Hysudrindicus. Umur kepurbakalaan diperkirakan sekitar
200.000 tahun. Menurut dia, gajah purba itu mati terperosok di endapan Bengawan Solo
purba pada 200.000 – 300.000 silam.
Diduga fauna yang ditemukan di Sunggun termasuk jenis fauna Ngandong. Perjalanan
penggalian di daerah ini dimulai tahun 1931, saat Ter Haar menemukan lapisan teras/undak
Sungai Bengawan Solo yang banyak mengandung fosil vertebrata. Temuan ini ditindaklanjuti
dengan ekskavasi oleh Jawatan Geologi selama kurun 1931-1933 yang berhasil menemukan
lebih dari 40.000 spesimen fosil vertebrata termasuk 11 spesimen tengkorak dan 2 spesimen
tulang kaki (tibia) dari manusia.