Perkebunan


DATA KOMODITAS PERKEBUNAN TANAMAN KERAS/TAHUNAN

KOMODITAS LUAS AREAL(Ha) PRODUKSI WUJUD PRODUKSI
TBM TM TT/TR JUMLAH JUMLAH(ton) Kg/Ha
KELAPA 1,418.10 474.20 492.68 2,384.98 97.41 205.42 Kopra
KAPOK RANDU 113.16 274.87 132.81 520.84 97.58 355.00 Kapok odolan
JAMBU METE 111.55 620.10 54.40 786.05 217.06 350 Gelondong Kering
JARAK PAGAR 25.04 0.00 2.40 27.44 - - Biji Kering
KARET 20.50 1.00 0.00 21.50 0.38 380.00 Karet Kering

Sumber : Statistik Perkebunan bln September 2014

Ket :

- TBM : Tanaman Belum menghasilkan

- TM : Tanaman Menhhasilkan

- TT/TR : Tanaman tua / tanaman rusak

DATA KOMODITAS TANAMAN SEMUSIM

KOMODITAS LUAS AREAL (Ha) PRODUKSI HARGA PASAR(Rp) WUJUD PRODUKSI
DITANAM DIPANEN JUMLAH(ton) Kg/Ha Tk.Petani Tk.Pasar
TEBU 3,849.52 2,803.37 12,029.14 4,290.96 8,500.00 9,500.00 Kristal gula
    35.00 174.72 4,992.00     Gula tumbu
KAPAS 5.25 1.00 0.70 700.00 4,500.00 - berbiji
TEMBAKAU ASEPAN 618.00 412.00 369.89 897.80 25,000.00 - Daun Kering
TEMBAKAU RAJANGAN 186.80 110.00 108.93 990.23 32,000.00 - Daun Kering

Sumber : Statistik Perkebunan bln September 2014.

Komoditas Perkebunan di Kabupaten Blora untuk tahun 2014 ada 8 jenis antara lain  5 jenis tanaman tahunan/keras dan 3 jenis tanaman semusim.

Tanaman tahunan/keras perkebunan di kabupaten Blora antara lain :

  • Kelapa dalam

Perkembangan tanaman kelapa di Kabupaten Blora tidak begitu signifikan pada akhir tahun 2013 luas tanaman sebesar 2,562.98 ha, pada tahun 2014 menjadi 2,384.98 ha. Adanya penurunan tanaman sebesar 178 ha  disebabkan oleh serangan hama wangwung. Pada perkembangannya tanaman kelapa di kabupaten Blora terhambat oleh serangan hama wangwung sehingga perlu perencanaan yang lebih matang untuk mengembalikan kejayaan tanaman kelapa di kabupaten Blora baik dengan rehabilitasi, perluasan maupun pengembangan, serta penanganan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).

Untuk itu dari bidang perkebunan pada tahun 2014 ini sudah mengajukan kegiatan pengadaan bibit kelapa melalui anggaran APBD II sebanyak 17,000 batang. Selain itu juga mengadakan kegiatan sekolah lapang budidaya kelapa yang disertai materi penanganan hama wangwung.

  • Jambu Mete

Tanaman jambu mete merupakan komoditas unggulan lokal spesifik yang memiliki nilai ekonomis tinggi disamping komoditas konservasi lahan yang baik dan produktif, untuk itu perlunya dibuat suatu kawasan sentra mete yang pengelolaannya secara agrobisnis dan agroindustri.

Tanaman jambu mete di Kabupaten Blora awalnya banyak tersebar di beberapa wilayah kecamatan antara lain, Randublatung, Cepu, Todanan, Japah, Ngawen bagian utara, Tunjungan, Blora utara, Jepon , Bogorejo dan Jiken namun pada saat ini sudah banyak yang ditebangi, hal ini terjadi karena masyarakat dan petani pekebun kurangnya informasi baik langsung maupun tidak langsung perihal keunggulan tanaman mete. Sentra tanaman jambu mete terbesar terletak di kecamatan Todanan seluas 605 ha. Luas areal tanaman mete pada tahun 2013 sebesar 856.85 ha, tahun 2014 sebesar 786.05 ha. Penurunan luas areal tanaman jambu mete sebesar 70.08 ha.

 

  • Kapok Randu

Populasi tanaman kapok dari tahun ke tahun mengalami penurunan tanpa dibarengi penanaman baru sehingga diperlukan perhatian penanganan yang cukup serius apalagi kabupaten Blora pernah sebagai sentra Java Kapok. Pengurangan tanaman kapok disebabkan adanya penebangan. Penebangan kapok memanfaatkan daunnya untuk pakan ternak kambingsapi. Pada tahun 2013 luas areal tanaman kapok sebesar 552.4 ha, tahun 2014 luas areal tanaman kapok menjadi 520.84 ha. Jadi terdapat penurunan luas areal tanaman kapok sebesar 31.56 ha.

  • Jarak Pagar

Tanaman jarak pagar pada umumnya ditanam pada pematang sawah/ladang. Luas areal tanaman jarak pagar kurang signifikan. Untuk itu perlu adanya peningkatan pembangunan kebun dan perbaikan kualitas kebun jarak pagar guna peningkatan produktivitas, optimalisasi areal penanaman jarak pagar, menumbuhkembangkan peran serta instansi terkait dengan pola kemitraan. Saat ini tanaman jarak pagar hanya dimanfaatkan sebagai tanaman pagar sehingga tidak berproduksi.

  • Karet

Tanaman karet merupakan tanaman baru di Kabupaten Blora. Tahun 2011 ini tanaman karet muncul di kecamatan Jiken seluas 8 ha. Untuk tahun 2014 bertambah di kecamatan Ngawen, Kunduran dan Todanan. Luasan tanaman karet sebesar 21.5 ha. Pola pengembangan tanaman menggunakan anggaran swadaya masyarakat. 

 

Tanaman semusim di kabupaten Blora ada 3 jenis antara lain :

  • Tebu

Untuk mendukung swasembada gula Jawa Tengah tahun 2013 dan swasembada Nasional tahun 2014, Kabupaten Blora berperan aktif dalam kegiatan pengembangan tebu.  Untuk mewujudkan pabrik gula di Kabupaten Blora diperlukan kontinuitas tanaman tebu. 

Pengembangan tanaman tebu di Kab. Blora cukup signifikan, akhir tahun 2013 terdapat luasan 3,415.85 ha, tahun 2014 luasan tebu menjadi 3,849.52 ha. Untuk tahun 2014 alokasi kegiatan tanaman tebu diantaranya kegiatan ekstensifikasi tebu seluas 150 ha, rawat ratoon sebebesar 525 ha, bongkar ratoon 144 ha dan Kebun Benih Datar (KBD) 42 ha.

Produk olahan hasil tebu berupa gula kristal putih (GKP) dan gula tumbu. Gula kristal putih diproduksi oleh pabrik gula (PG). Untuk gula tumbu dikelola oleh kelompok tani/petani tebu, untuk sentra pengolahan gula tumbu di kecamatan Kunduran. Gula tumbu ini akan digunakan untuk bahan kecap dan produk makanan yang lain.

  • Tembakau

Kebijakan pengembangan areal penanaman tembakau melalui spesifikasi varietas sesuai minat pabrik serta diarahkan pada peningkatan kualitas dan produktivitas. Dalam  upaya peningkatan produktivitas dilaksanakan anjangsana kelompok sehingga petani  dapat lebih profesional dalam budidaya tembakau.

Jenis tembakau yang dikembangkan adalah tembakau asepan dan tembakau rajangan. Pengembangan tembakau asepan masih mengalami kendala dalam segi pemasaran. Tembakau asepan meliputi wilayah kecamatan Randublatung, Kradenan, Kedungtuban dan Cepu. Untuk tembakau rajangan meliputi kecamatan Banjarejo, Tunjungan dan Ngawen.

Luas tanaman tembakau di kabupaten Blora untuk tembakau asepan sebesar 618 ha dan tembakau rajangan sebesar 186.8 ha. Untuk tembakau rajangan petani bekerjasama dengan PT. Sadhana seluas 100 ha.

 

  • Kapas

Implementasi kebijakan melalui menumbuhkembangkan kelembagaan usahatani melalui pembentukan kelompok tani usaha bersama, meningkatkan minat masyarakat untuk mengembangkan penanaman kapas melalui pembinaan dan penyuluhan serta memantapkan pola tumpangsari dan harga kapas di tingkat petani.

Walau perjalanan tanaman kapas di Kabupaten Blora mengalami pasang surut, sampai dengan saat sekarang masih bertahan. Untuk tahun 2014 program kapas swadaya petani. Realisasi pencapaian luas areal tahun 2014 sebesar 5.25 ha. Penjualan hasil panen kapas bekerjasama dengan PR Sukun Kudus. Pengembangan tanaman kapas dilakukan petani di daerah selatan (Randublatung dan Jati).

 

Tambahan Informasi :

Pada tanggal 18-19 November 2014 bidang perkebunan mengikuti pameran Hari Pangan  Sedunia di Grobogan. Komoditas perkebunan yang ditampilkan mete, produk gula kristal putih, gula tumbu, sirup jambu mete, camilan mete (foto sebagaimana terlampir di bawah).

    Berita Terbaru

    ggwp
    26 Juni 2018 Jam 03:47:00

    ggwp

    Test
    26 Juni 2018 Jam 03:40:00

    sasa

    Dolor sit amet
    14 Agustus 2017 Jam 10:33:00

    Lorem ipsum dolor sit amet