Kenalan Yuk dengan Tiga Balai Pendukung Operasional Penerbangan




Otoritas penerbangan sipil nasional punya tiga balai pendukung operasional penerbangan. Dua di antaranya, yakni Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan (BBKFP) dan Balai Kesehatan Penerbangan (Hatpen) sudah menjadi Badan Layanan Umum (BLU) sejak tahun 2016. Sementara Balai Teknik Penerbangan yang sudah berkiprah sejak tahun 1983, masih melayani unit-unit di lingkungan sendiri.

Untuk mengenalkan tiga balai tersebut, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan mengadakan tur media ke balai yang berlokasi di Curug dan kawasan Bandara Soekarno Hatta, keduanya di Tangerang, serta di Kemayoran Jakarta itu. Tur diadakan hari ini (16/10/2019) dari pagi hingga sore.

“Selama ini media hanya meliput kegiatan di pusat saja. Maka sekarang kami ajak teman-teman berkunjungan ke tiga balai di wilayah kerja kami,” kata Agustina Dani, Kepala Bagian Kerja Sama Internasional, Humas dan Umum, Ditjen Perhubungan Udara.

Kunjungan pertama ke BBKFP, yang area kerjanya di kawasan Bandara Budiarto, berdampingan dengan STPI Curug. BLU yang agresif untuk memasarkan jasanya ke pihak swasta, bahkan luar negeri, ini memiliki beberapa jasa layanan. Selain layanan kalibrasi, inspeksi, dan pengujian peralatan penerbangan, juga carter pesawat, pelatihan simulator, pemeliharaan dan perbaikan pesawat, juga penyewaan hanggar.

“Aset yang dimiliki, kita berdayakan untuk menambah pundi-pundi kita sebagai badan layanan umum (BLU),” kata Bagus Sunjoyo, Direktur BBKFP di gedungnya di Curug, Tangerang.

Dari BBKFP, kunjungan berlanjut ke Balai Teknik Penerbangan, yang lokasinya di kawasan Bandara Soekarno Hatta. Balai yang jarang terekspose ini memiliki keunikan layanan, yakni menguji kelaikan landasan pesawat udara dan memperbaiki peralatan keamanan penerbangan di bandara.

“Fasilitas kami belum dimanfaatkan dengan baik. Padahal peralatan dan sumber daya manusia di balai teknik ini memiliki kapabilitas yang bagus,” ucap Fellyus Noor, Kepala Balai Teknik Penerbangan.

Beberapa peralatan modern memang sudah dimilikinya, seperti ground penetrating radar (GPR) untuk pengujian lapisan per lapisan pada landasan dan heavy weight deflectometer (HWD) untuk uji kekuatan landasan. Sayangnya, balai teknik masih belum memiliki kapabilitas untuk mengeluarkan sertifikasi kelaikan landasan dan peralatan keamanan penerbangan.

Lain halnya dengan Balai Hatpen, yang memang memiliki kewenangan untuk memberikan lisensi atau sertifikasi kesehatan bagi personel penerbangan. Di balai inilah setiap enam bulan para pilot penerbangan sipil melakukan tes kesehatan (medical examination, medex).

Jika dinyatakan sehat atau fit, seorang pilot kembali bisa terbang. Sebaliknya jika seorang pilot dinyatakan unfit, sebelum fit kembali, ia tidak laik untuk menerbangkan pesawat. “Umumnya para pilot itu fit, yang unfit hanya 12 persen dari keseluruhannya,” ungkap dr. Inne Yuliawati, SpKP, Kepala Seksi Pemeriksaan dan Pengujian Balai Hatpen.

Selain kesadaran pilot untuk selalu fit, Balai Hatpen pun secara berkala mengadakan seminar tentang betapa pentingnya menjaga kesehatan. Kali terakhir, kata Kepala Balai Hatpen Sri Murani Ariningsih (Rindu), pihaknya mengadakan seminar “Resiko Inkapasitasi Personel Penerbangan pada Kondisi Sindroma Metabolik”.

Di sisi lain, Rindu mengatakan, Balai Hatpen terus berinovasi untuk memberikan kemudahan pelayanan bagi personel penerbangan dalam melakukan medex. Salah satunya adalah “one day service for medical certificate“.

Kunjungan ke tiga balai yang memberi kotribusi besar bagi terselenggaanya penerbangan yang selamat, aman, dan nyaman selamanya itu memberi banyak pengetahuan. Khususnya bagi insan media yang tergabung dalam Forum Wartawan Kementerian Perhubungan (Forwahub).

“Banyak hal yang tadinya belum kita ketahui jadinya bisa kita tahu. Semoga antara balai-balai tersebut dengan wartawan bisa lebih sinergi lagi dengan memberi kami background pengetahuan di bidang masing-masing,” ujar Ichsan Amin, Ketua Forwahub.

 

Foto: Humas Ditjen Perhubungan Udara dan Indoaviation

sumber : https://indoaviation.asia/kenalan-yuk-dengan-tiga-balai-pendukung-operasional-penerbangan/

 




Mohon maaf atas keterlambatan kami dalam memulai pelayanan pada hari ini 25 Februari 2020, dikarenakan pada jam 06.00 kami mendapati banjir yang mencapai selutut orang dewasa. (25 Februari 2020 Jam 08:20:00) Surat Edaran Direktorat Jenderal Perhubungan Udara No 22 Tahun 2019 Tentang Penerapan Pola Hidup Sehat bagi Personel Penerbangan (02 Desember 2019 Jam 08:51:00) Jam Pelayanan BLU Balai Hatpen. Pendaftaran Senin-Jum'at pukul 06.00 - 10.00 WIB/ Sesuai Kuota . Pemeriksaan dan Konsultasi Pukul 07.00-15.00 WIB. Istirahat Pukul 12.00-13.00 WIB. Sabtu, Minggu dan Hari Libur Nasional LIBUR (30 Juli 2019 Jam 08:04:00) Kuota Pendaftaran Pengujian Kesehatan di Balai Kesehatan Penerbangan sebanyak 160 orang atau Pendaftaran Ditutup Pukul 09.00 WIB, untuk Pendaftaran Recheck ditutup Pukul 10.00 WIB (13 Maret 2019 Jam 14:39:00) Kepala Balai Kesehatan Penerbangan telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor : SE.028 Tentang Prosedur Permohonan Sertifikat Kesehatan (08 Februari 2019 Jam 15:47:00) Peraturan Kepala BLU Balai Hatpen No.1 Thn 2018 Tgl 16-8-2018, Ttg Tata Cara Pengenaan Tarif Layanan Utama BLU Balai Hatpen. Tidak ada Layanan & tarif yg berlaku di BLU Balai Hatpen kecuali yg telah ditetapkan dlm peraturan. (08 Februari 2019 Jam 15:46:00)