PENGALAMAN MENGIKUTI PELATIHAN ACLS




Oleh : dr.Irma Khrisnapandit, SpKP

“Stand clear, charging, everybody clear?” Ya, jargon tersebut diucapkan apabila kita akan memberikan kejut listrik pada pasien henti jantung.

Jargon ini berkumandang selama kami pelatihan ACLS.Untuk yang belum tahu apa itu ACLS, ini merupakan singkatan dariAdvanced Cardio Life Support. Pelatihan ini diselenggarakan dalam bentuk Inhouse Training pada tanggal 12-14 Juli 2019 di hotel Swiss-bel Jakarta Pusat bagi para dokter dan perawat yang bertugas di Balai KesehatanPenerbangan.

Semua orang dapat memberikan terapi henti jantung termasuk orang awam karena kini Automated External Defibrilator (AED) telah tersedia di ruang publik. Penggunaannya cukup mudah karena yang kita lakukan hanyalah mengikuti perintah dari AED ini. Berbeda jika kejadian henti jantung ini terjadi di klinik atau rumah sakit. Alat yang digunakan cukup kompleks disertai terapi obat dan alat bantu nafas. Dokter dan perawat harus menguasai ilmu ini sebagai penanganan awal sebelum dikonsulkan kedokter spesialis yang bertanggungjawab.

Pelatihan pendahuluan mengenai cara membaca irama elektrokardiografi (EKG) telah diberikan sselama 2 hari sebelum kami memulai pelatihan ACLS ini. Hal ini berguna nantinya dalam membaca berbagai bentukirama yang timbul pada kasus kegawat daruratan jantung dalam pelatihan ACLS.

Perlengkapan pelatihan berupa 2 buahbuku (ACLS dan BCLS) dan mouth piece untuk latihan ventilasi, yaitu memberikan nafas ketika RJP. Sebagai syarat mengikuti pelatihan ini kami diminta mengisi pretest secara online dari website dan dikumpulkan bila telah mencapai batas nilai tertentu.

Pelatihan pertama adalah pelatihan Basic Life Support (BLS). Dimulai dengan resusitasi jantung paru (RJP) pada dewasa, bayi/anak-anak dan sumbatan jalan nafas karena benda asing (abdominal trust, back blows, dansejenisnya). Materidiberikan25% teori denganmenonton video dansedikitpenjelasan, 75% sisanya adalah praktek pada manekin.

Materi  BLS membutuhkan energi yang luar biasa untuk melakukan RJP yang baik dan benar. Kalau tidak salah hitung tiap orang minimal melakukan 10 siklus saat latihan RJP. Praktek RJP dapat dilakukan secara puas karena setiap orang akan melakukan RJP dengan manekinnya masing-masing. Setiap orang akan melakukan gerakan RJP secara serempak karena dibimbing melalui hitungan pada video yang ditayangkan.

Pelatihan BLS diakhiri dengan dengan post test tertulis dan ujian praktek BLS. Banyak dari kami harus remedial post test karena jika tidak lulus maka tidak bisa menghadiri pelatihan hari kedua.

Hari kedua, pagi hari diisi dengan teori. Siang hari ada yang namanya pelatihan megacode, pelatihan ini merupakan suatu pelatihan skenario dimana peserta dibagi menjadi beberapa grup. Satu gru pterdiridari 6 orang. Disetiap kelompok disediakan manekin, defibrillator, alat intubasi dan alat bantu nafas, obat-obatan, dan lain-lain.

Setiap orang memiliki peran masing-masing, ada yang berperan sebagai team leader, pegang ventilasi, pegang defibrillator, tukang RJP, masukin obat dan pencatat. Semua peran akan dijalankan bergantian oleh masing-masing peserta, dan yang paling susah tentunya menjadi team leader. Tugas team leader adalah menentukan tindakan dan memberikan instruksi yang sesuai dengan skenario yang diberikan penguji.

Penguji memberikan kasus henti jantung, maka team leader harus memimpin anggotanya untuk melakukan langkah-langkah berdasarkan kasus yang diberikan. Oleh karenanya semua peserta wajib menghapalkan di luar kepala semua algoritme yang ada dalam kegawatan jantung. Ada algoritma henti jantung, bradikardi, takikardi, infark jantung, hipotensi, dll. Kalau sampai salah langkah sedikit kami diancam tidak lulus.

Dihari ketiga kami langsung disodorkan kertas ujian post test. Bila tidak lulus ujian post test maka peserta tidak dapat mengikuti ujian megacode. Ujian megacode ini seperti yang dilatih di hari ke-2. Namun yang membuatnya sulit adalah penguji tidak akan mengeluarkan satu algoritme saja, namun semua jenis skenario akan dikeluarkan untuk satu team leader. Dan sehapal mati apapun algoritmanya tetap saja kagok ketika bertemu manekin (dan penguji).

Akhirnya semua ujian selesai. Hasilnya semua peserta lulus.  Acara ditutup dengan pemberian kesan pesan serta foto bersama. Yeay, NOW EVERYBODY’S CLEAR. Overall, ACLS ini okebanget, ilmunya pasti bermanfaat dan tantangan sesungguhnya adalah ketika bertemu dengan pasien henti jantung ketika bekerja. SEMANGAT! ---(IK)-----




Mohon maaf atas keterlambatan kami dalam memulai pelayanan pada hari ini 25 Februari 2020, dikarenakan pada jam 06.00 kami mendapati banjir yang mencapai selutut orang dewasa. (25 Februari 2020 Jam 08:20:00) Surat Edaran Direktorat Jenderal Perhubungan Udara No 22 Tahun 2019 Tentang Penerapan Pola Hidup Sehat bagi Personel Penerbangan (02 Desember 2019 Jam 08:51:00) Jam Pelayanan BLU Balai Hatpen. Pendaftaran Senin-Jum'at pukul 06.00 - 10.00 WIB/ Sesuai Kuota . Pemeriksaan dan Konsultasi Pukul 07.00-15.00 WIB. Istirahat Pukul 12.00-13.00 WIB. Sabtu, Minggu dan Hari Libur Nasional LIBUR (30 Juli 2019 Jam 08:04:00) Kuota Pendaftaran Pengujian Kesehatan di Balai Kesehatan Penerbangan sebanyak 160 orang atau Pendaftaran Ditutup Pukul 09.00 WIB, untuk Pendaftaran Recheck ditutup Pukul 10.00 WIB (13 Maret 2019 Jam 14:39:00) Kepala Balai Kesehatan Penerbangan telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor : SE.028 Tentang Prosedur Permohonan Sertifikat Kesehatan (08 Februari 2019 Jam 15:47:00) Peraturan Kepala BLU Balai Hatpen No.1 Thn 2018 Tgl 16-8-2018, Ttg Tata Cara Pengenaan Tarif Layanan Utama BLU Balai Hatpen. Tidak ada Layanan & tarif yg berlaku di BLU Balai Hatpen kecuali yg telah ditetapkan dlm peraturan. (08 Februari 2019 Jam 15:46:00)